Finding Answers: Insights from My Life

Finding Answers: Insights from My Life

Hello, I’m Yohanes Kusika

I am a seasonal blogger. I love to write about lessons I’ve had in my life as a child, husband, pastor, and father. So basically, it’s a journey of me to find answers in this world I am passing through. I hope you find a lesson or two in my writings. Blessings!

  • A YOUTH PASTOR ONCE AGAIN

    cerita yang sebetulnya sudah berlansung 10 bulan, tapi perlu untuk diceritain. dulu di gereja yang lama, saya emang “pastoring” the youth walaupun tanpa ada embel-embel youth pastor. Motto jaman itu adalah yang penting fungsi daripada posisi. Maklum Gen-X jaman akhir, jiwa rebelious yang kental ditambah tertanam dalam gereja pantekosta yang kaya tradisi dan tua membuat posisi dan titel mustahil didapatkan diusia belia. Tapi fungsi tetap berjalan, menggembalakan anak-anak muda pernah menjadi panggilan paling pertama yang saya jalankan. Dulu pernah ada yang kasih tahu saya begini, “gembala itu tugasnya cuma tiga, pertama kasih makan yang bener, rumput hijau jangan yang udah kuning-kuning udah mau mati. kedua jaga kawanan dari serangan binatang buas, ajaran-ajaran sesat, api asing, dan lain-lain. Terakhir kalo ada yang kabur, cari dan bawa balik. Hanya bermodal kalimat itu saya menjalankan fungsi itu dengan sukacita dan bercucuran airmata karena suka disangka haus kuasa.

    Nah cerita bermula ketika tengah tahun 2021, I received a call and there’s an offer (an offer not an order) for me and Rika to pastor our church in Singapore. We were selected because … I don’t know and I don’t want to know, because that’s not important. What’s important to me is God fulfilling His calling to me 8 years ago. This is essential not because it’s answering my dream but because now I know I didn’t hear it wrongly when I moved here in 2013. This is not to prove that I was right, no it’s not about me. This is essential because I have proof of my God is the living God, He speaks and I can hear Him. So I and Rika prayed for this offer, and this is what we got: We were prepared for the work, and we were called to establish a training ground not for us but for the next generation. The picture we got is the Church in Singapore will send people everywhere to strengthen and train disciples everywhere around the world. So with the answer (or what we believe is the answer) and lots of faith, we said YES. So I arrived here in Singapore on Jan 1st 2022, at 9am on new year’s day. New year, a new adventure, new Church, new house, new life, speaking of resolutions huh. There are tonnes of miracles that have happened since we said yes; the visa, the house we rented, the church, the leaders, tonnes of God’s grace and favor. The best part is that it’s not the end, it’s still happening. His favour and His grace are here over us and over you too.

    lewat satu bulan di Singapore, saya menyimpulkan pada diri sendiri that I am a youth pastor once again haha I thought I am gonna be a lead pastor here, but I think I handle more family and young professionals back in Bandung. Sebagian besar dari jemaat IFGF SG sekarang adalah students, sebagian kecil (yang tidak kecil juga jumlahnya) adalah young proffesionals dan young families. Saya tidak hanya menggembalakan yang youth tentu saja haha, tapi karya Tuhan atas rencanaNya itu luar biasa, Luar biasa karena ternyata Tuhan itu very intentional, ga ada hal yang terjadi dalam kehidupan kita yang luput dari rencanaNYA. Semua hal telah dirancang olehNYA sedemikan rupa. yang perlu kita lakukan hanya TAAT. sekarang saya ngerti kenapa dulu saya jatuh cinta pada anak-anak muda dan melayani di tengah-tengah mereka. Saya bisa liat gambaran besarnya (baru) sekarang, tapi Tuhan udah liat itu dari sejak dulu dan DIA mempersiapkan segala sesuatunya jauh-jauh hari. I am amazed.

    After 10 months here in Singapore, leading a very vibrant and strong church, IFGF Singapore, all I can say is I am grateful for everything. I must say, after ten months here, I can see God revealing His purposes one by one, from one miracle to another, from one testimony to another, from one soul to another. This post is dedicated to those who are struggling to live their life purpose and feel stuck. You’re not stuck; you just discovered there’s a wall in that pathway. Find another pathway. The path might change, the way might change, but His purposes for you will not change. Be faithful in the little things; there will come a time when you will no longer be little. blessings!


  • KEEP GOING

    been a while since my last blog ha.

    This October the Church theme is Branching Out. I shared a series of all the revelations I got from my devotion. I share how to think big, keep going, and honour the process. When I shared about Think Big, I told the story of how my wife started to do handwriting thing. She started a very humble beginning, she wrote dozen of books to train her hand to move the way it will create a steady yet picturesque. I remember she struggled watching countless tutorials and trying to imitate them. Until one night she decided to pour it out on a canvas, and I took lots of pictures of her doing it for the very first time. I must say, I should have not haha. I should take the pictures right now when she can do handwriting eloquently. will do this soon.

    First ever writing on canvas

    Back then, her handwriting was OK. Not even in the category of art yet, but perfectly acceptable for personal consumption ha! Today, she is not that handwriting artist who travels the world, but I will say she can do handwriting and can sell too. She did, in fact, sell a few of her works and take on a few commissions. What had happened? process. And what made her good ? She’ll keep going and keep going and never stop. What made her keep going ? I guess a dream/goal or some people call it a purpose.

    When we feel like giving up, purpose is what keeps us going. We will continue to move forward till we arrive at our destination if we are aware of its existence. The difficult part is to persevere through all circumstances. This requires stamina and perseverance.

    Her handwriting for my sermon last week

    And where to get that stamina and perseverance, which is easier to say than done? I guess we must try to get that everywhere and with every effort possible. I always think to myself, “Life is a game.” We gotta keep trying if we want to pass the stage. We just need to keep going no matter what. Stop being such a crybaby and keep going. If you need inspiration, find it. If you need a break, do it. If you need a mentor, find one. If you need a community, get out and mingle so that you can find one. You have to keep going no matter what! 

    Mark 4


  • ANOMALY

    Anomaly is something that deviates from what is standard, normal, or expected. This is what I was doing as long as I remember. I was not a brilliant kid, I was never good n math or chemistry. So what I remember when I was grew up, I was just tried so hard to be different. Ga pengen ajah sama kayak yang laen. Karena semua diminta jadi yang sama, pake seragam sama, pake sepatu sama, sampe ompreng makanan sama termos sama malah justru jadi motivasi untuk tampil beda. Dari dulu selalu begitu, ga tahu kenapa juga, ga punya history apa-apa tapi merasa selalu harus beda ajah dari orang laen. Waktu remaja mulai merasa bahwa menjadi beda ternyata ga merugikan malah banyak untungnya. Pas kerja motret dulu menjadi beda malah sangat membantu dalam menemukan my own style and color. Ga semua orang bisa terima, ga semua orang mau beli yang beda, ga setiap orang juga suka sesuatu yang ga biasa, malah sering dicap aneh.

    Akhirnya jadi kebiasaan. Iya kebiasaan untuk selalu berpikir beda dari mainstream, kalo orang bilang think outside the box, for me there is no box, no paper, no dimension whatsoever. Ga lalu kemudian menjadikan saya orang paling kreatif di dunia, menjadi beda itu bukan jadi kreatif. kreatif itu adalah sebuah kegiatan menghasilkan dari yang tidak ada menjadi ada. menjadi beda adalah sebuah pola pikir. Tapi perlu dicermati ga semua orang menghargai pemikiran yang berbeda, ga semua orang juga mau jadi berbeda, hanya saja seringkali ide yang yang berbeda itu yang dianggap briliant. Cuma yah tidak setiap kali. Trus mengapa harus berbagi ? Karena mejadi anomali adalah gambaran garam dan terang ditengah-tengah dunia yang hambar dan gelap. Anomali-anomali inilah yang kemudian seringkali menjadi ide briliant bagi dunia. Jadi ga ada salahnya untuk berpikir beda karena emang berbeda, ga ikut mainstream kerena emang bukan mass product, kelihatan terang sendiri karena emang didesain begitu, kelihatan tinggi sendiri karena emang dna-nya begitu.

    Selain karena alesan-alesan itu, menjadi anomali sebetulnya bikin hidup lebih bahagia. Menyadari penuh bahwa manusia diciptakan unik dan tidak sama satu sama lain justru membuat saya tidak membandingkan diri saya dengan orang lain. Hidup memang penuh persoalan, tapi ga perlu ditambah dengan soal banding-bandingan. Si itu lebih pinter, si ini lebih hebat, si anu bisa begitu, kok kamu ga bisa ? Emang kalo ga bisa kenapa ? Saya bisa yang lain, yang orang lain juga banyak yang ga bisa, Saya juga hebat tapi dalam hal yang berbeda. Apabila semua kehebatan harus diukur dengan tolok ukur satu orang, sementara Tuhan menciptakan wajah, bentuk tubuh dan sidik jari beda ga ada yang sama, apakah kita ini mau melebihi Tuhan ? atau tidak mau menerima rancangan Tuhan ? Ga semua orang harus pintar matematika, ga semua orang juga harus pintar sejarah, ga semua orang harus bisa melukis, ga semua orang juga harus bisa daya bayang ruang. tapi semua orang pasti bisa sesuatu dan yang paling penting semua orang harus dihargai dan diberi kesempatan untuk berkembang di tempat di mana dia bisa. Cuma satu yang harus sama, semua orang harus rajin. Orang males jangankan masuk surga, jalan ke surga ajah dia males. Dunia saat ini hanya mengenal 9 tipe intelligence (Gardner), bagus sih, ga ada yang salah, tapi manusia pasti ga bisa hanya dikelompokin jadi sembilan. What if everyone had a chance to become anomaly and grew the way they intended to be ? would the world become a better place today ? Aren’t all giants industries scored their success stories because they produced a unique and anomaly product ? Being different is better than being-better-than-anybody-else, why compete when we can create new market ?

    So I do encourage everyone to be anomaly as you intended to be. It is okay to be different, we are fearfully and wonderfully made. Unik dan beda, tapi semua diciptakan serupa dan segambar dengan Allah. Saya pribadi ga percaya serupa dan segambar dengan Allah hanya bisa digolongkan dengan sembilan bentuk kepintaran. Itu baru omongin kepintaran, belom bentuk badan, bentuk muka, pola didik, pola asuh, pendidikan, lingkaran pergaulan dll. Terlalu banyak variabelnya, terlalu banyak penyebarannya, makanya ga bisa disama-samain. Ga salah juga terima konsep penggolongan manusia biar mudah mengidentifikasi masalah, tapi juga ga salah untuk percaya bahwa bisa jadi tanpa penggolongan justru mungkin malah ga ada masalah (yang blajar psikologi dan fans Freud pasti protes, tapi pasti juga mikir. bukankah semua kasus harus dilihat komprehensif ?, justru itu bukti kalo manusia itu unik dan beda satu sama lain) Jangan takut jadi beda, justru harusnya bangga! yang beda biasanya dicari. hidup anomali!


  • I HATE RUNNING

    Really I do. I want to tell you what just happened to me in the past two months, I started to do what I hate and I can say now I think I am addicted. So sejak dua bulan yang lalu tepatnya bulan Juni, setelah kurang lebih tiga bulan di rumah dan ga keluar-keluar. Ada temen yang ajak untuk jogging seputaran komplek, we used to jog once in a while around our neighborhood. Saya cuma berpikir ini adalah kesempatan untuk fellowship, nothing more. setelah dua kali keluar, saya cedera (jalan ajah cedera…malu-maluin) setelah brenti ampir seminggu, something in my head told me: if out of this pandemic you gain nothing but extra weight, you are such a fool. That sentence is actually mine, I said that too often to too many people. So I don’t know where it came from, I have this urge to woke up early in the morning and put on my shoes and start jogging. After like a week of fast walking, I think I am ready for a new challenge, then I started to run. One thing appears to my mind every morning I moved my big butt out off my bed, one day I want to walk my baby down the aisle with a strong and fit body. Well, if she gets married when she’s twenty-five, I’ll be sixty-seven, I want to look like a Smokin hot sixty-seveners. Ha!

    I realize that to be able to do that, I need to start investing in my body. And I need to start now. Jadi motivasi itu yang bikin saya mulai bergerak. I am a man of vision, I need reasons and motivations to move. I need the why behind every what. Dan akhirnya sekarang adalah bulan ke tiga saya jogging, I feel healthy, I feel fresh, and people start asking me if I am in the diet because I lost weight (not much, don’t worry, I’m still huge). Karena saya mulai hari saya lebih pagi sekarang, saya merasa saya bisa mencapai lebih banyak hal setiap hari. Jogging saya hanya sekitar satu jam setiap hari (yep, daily whenever possible), satu jam yang cukup untuk saya berpikir, mencerna, dan menemukan ide-ide baru. Hey, I don’t know why but now I kinda like jogging. (wait until I can change the “jogging” word to “running” because slowly but surely I will get there somehow.) Ada beberapa pelajaran yang saya ambil lewat jogging ini, I hope this can inspire many.

    1. Driven by a vision, not by a temporary trend. Dalam beberapa bulan ini semua orang demam gowes (atau demam belanja sepeda) dan demam lari, demam trail run, demam yoga, demam masak dll. Banyak tiba-tiba di ujung pandemi ini, semua orang punya “tiba-tiba moment” nya sendiri. Saya rasa itu baik. Tetapi yang menentukan apakah ini temporary atau tidak tentunya adalah sebuah kata KONSISTENSI. Hanya konsistensi yang bisa dirubah menjadi prestasi, kalo sekedar eksistensi, cukup sulit untuk mengubahnya menjadi prestasi.
    2. Focus. Most of the time I jog without my contact lens or my glasses, so all I can see is just the concrete one meter away. I cannot see people around me (so if you see me when I jog, I am sorry for not saying hello or nod) all I can see is blurry color running or walking. I love that, I love not being able to compare myself to other jogger or fast runner who runs over me. It feels so good to just focus on my own track, my own finish line, and my own phase (or pace in running term). Competition, a healthy one is always good to motivate us to keep going. But in competition, any competition, the focus is always the key to win.
    3. Keep running. Dalam perjalanan saya yang baru dua bulan ini ada beberapa kali bolong, ada yang karena saya tidak berhasil bangun pagi, ada juga karena saya harus melakukan sesuatu yang lain early in the morning. Ada rasa kesal waktu liat history track dan ada bolong-bolong apalagi karena tidak disiplin sendiri. I think the only asnwer is just keep running, it’s normal to be a little preoccupied sometimes. What matters is that we keep doing it because that’s what’s really matter. I think it’s the same as my daily devotion, ada bolong-bolong but I keep on keeping on.
    4. Surround yourself with those who can support AND CRITICISE you. Join komunitas yang bisa support dan juga challenge kemajuan kita. At some point, we need others to help us to reach the next level and break our comfortable pace.
    Slow is Fast

    I should say I like running now, it changes my habit a lot in a good way. This story is not about running. This is a story about one man who never run before and started running because it’s possible!


  • (Tidak) Semua Gereja Sama part 2

    Tulisan ini lanjutan dari tema yang sama di blog sebelumnya. you might want to check the part 1.

    hari ini tepat hari ke 50 sejak terakhir kali saya keluar rumah untuk beraktivitas normal. Define normal ? Nowadays normal is no longer normal, and the new normal is still constantly changing. Dan sepertinya gereja tidak akan pernah kembali sama seperti dulu lagi. Dulu saya sering mendengar tentang bagaimana kita tidak boleh untuk jalan-jalan ke gereja lain walaupun hanya sekedar jalan-jalan. I am 100 % agree. walaupun perlu tahu tentang gereja lain untuk saling belajar dan memperbaiki diri. Itu sebabnya saya memiliki banyak sekali teman yang berlainan gereja. Saya dididik ditengah komunitas yang baik yang justru ingin melindungai saya dari “api asing”. Tidak ada salahnya untuk memperingati seseorang untuk tidak sembarangan bergaul bukan ? Saya akan melakukan hal sama pada anak saya kelak. Banyak orang yang berpendapat semua gereja sama aja, well saya rasa tidak. Semua gereja baik, semua gereja membuat kita semakin bertumbuh, semua gereja kan Tuhan nya sama … yahh … benar dan tidak. Mengapa tidak ? karena manusia diciptakan berbeda dan tidak bisa diseragamkan. Kita bukan robot yang bisa dicetak, dan diprogram sehingga setiap input akan menghasilkan output yang sudah direncanakan. Manusia memiliki kehendak bebas, sejak seorang manusia itu mampu memilih, dia telah membuat dirinya berbeda dengan semua manusia lain walaupun pilihan-pilihannya mungkin kelihatan sama. Jika dua orang kembar identik saja akan memiliki kesukaan dan kebiasaan berbeda, lalu kenapa mereka harus tertanam di gereja yang sama dan diharapkan memiliki buah yang sama ?

    Hey please read until it finishes before you judge me. Saya menentang orang pindah-pindah gereja, saya juga tidak setuju dengan orang yang selalu melompat-lompat dari satu gereja ke yang lain tanpa pernah selesai dalam proses pendewasaan mereka. My point is not everyone belong to the same church. walaupun mungkin sejak lahir ada di gereja itu, walaupun sejak remaja dia bertumbuh di gereja itu. Karena kita belum tentu cocok dengan gereja kita. Let me put it this way, dalam pergaulan kita, ada kelompok orang yang kita suka dan kita luangkan waktu dengan mereka lebih dan ada kelompok yang okay, kita suka dengan mereka, tetapi tidak terlalu nyambung, kita tidak benci, cuma beda ajah. Bersama kelompok yang kedua tentunya kita tidak meluangkan waktu lebih banyak, kita bisa saja hang out bersama mereka tetapi just okay. I think you all got it, this is not about who’s wrong and right, this is about right and right, and between those right options, I will choose one because that’s where i belong. Well i can go on writing about belonging for 4 pages, but i know all of you get what I mean.

    Now the real issue, after this pandemic the church will never be the same again. Karena selama karantina kita bisa keliling ke semua gereja, di manapun. Online service menjadikan semua gereja terbuka, tidak ada lagi “untuk kalangan sendiri”. sekarang semua orang mencicipi “api asing”, semua orang mampu menilai dan menimbang apakah saya akan tetap berada di gereja saya yang sebelumnya atau saya akan memilih gereja baru untuk saya bertumbuh. Yes, this is happening, apa yang harus gereja lakukan ? Gereja perlu bersiap untuk menjadi unik, seunik panggilannya dalam tubuh Kristus. saya percaya semua gereja dipanggil keluar (ekklesia) keluar dari zona nyamannya. Tetapi semua gereja juga memiliki panggilan yang unik dalam konteks tubuh Kristus. Tidak ada gereja yang bisa menjangkau semua golongan semua lapisan dan semua latar belakang. Pada akhirnya setiap Gereja akan memiliki warna dan menarik orang-orang yang berwarna sama. Every church need to be unique in their calling but not in doctrine. Warna yang saya maksudkan bukan doktrin, bukan pondasi, tetapi tata cara, pola pikir, sudut pandang, nilai-nilai, dan kebiasaan. Semua hal ini yang kemudian akan menentukan kemana panggilan gereja sebagai tubuh Kristus. (please deh jangan bahas doktrin, kalo suka terusin baca, kalo ga suka ga usah baca, ga usah follow. simpel.)

    So I think, kita boleh-boleh saja hadir di semua online service, tapi tidak semua online service gereja-gereja lain itu bisa membantu kehidupan kita, Firman Tuhan yang disampaikan mungkin sama, tetapi akan berbeda dalam penerapannya tergantung pada warna dan keunikan dari tiap-tiap gereja. segala sesuatu itu diperbolehkan, tetapi tidak segala sesuatu itu membangun. Apabila dari tulisan ini Anda memutuskan untuk pindah gereja karena sudah mencicipi online service di gereja lain, usul saya rethinking! Karena belum tentu Anda sewarna dengan mereka, belum tentu kebiasaan-kebiasaan sama, budaya sama, bacandanya sama dll. Di lain pihak yes kadang-kadang kita perlu merubah warna jika itu bisa membangun dan membuat kehidupan kita semakin berbuah.

    This is all had happened to me, few years ago, saya dan istri saya bergumul bertahun-tahun. Kita tidak terburu-buru, kita memikirkan segala sesuatu karena pilihannya bukan benar atau salah, siapa yang lebih baik atau siapa yang kurang baik. Tidak semua gereja sama. Tidak ada gereja yang sempurna. pikirkan baik-baik. Support your local Pastor and Church, they gonna need you the most after this pandemic over. Let us be a fisher of men, don’t be a church hopper.


About Me

Firstborn of the clan Kusika, husband to a beautiful Rika and Father to a gorgeous Aimee. We are initially from Bandung and served at the homiest place called The House, IFGF BANDUNG. Today, we are pastoring the most fun people on the entire island of Singapore, IFGF SINGAPORE and the most fun people on the entire island of Bali, IFGF KUTA BALI.

Follow Me On