
Today is the last day of 2019, Tomorrow will be a new day, a new beginning in 2020, saya berharap Saudara semua dalam keadaan yang baik dan juga penuh pengharapan untuk tahun yang baru ini. Tahun baru selalu menjadi sebuah moment untuk memulai kembali dengan tenaga yang baru dan pengharapan baru. Melihat ke depan tentunya tidak selalu jelas tergambarkan, malah seringkali kita tidak bisa melihat apa yang ada di depan. Kita hanya bisa membuat rencana dan berharap yang terbaik. Tidak ada orang yang tahu persis apa yang akan terjadi dalam kehidupannya ke depan. Saya rasa apabila kita tahu masa depan kita justru mungkin kita tidak akan hidup dengan mengandalkan Tuhan. Kita tidak akan berharap, tidak ada excitement, tidak ada berdoa dan minta pimpinan Tuhan.
Stepping into the unknown membutuhkan keberanian yang besar, dan iman untuk percaya bahwa Tuhan sudah di sana dan sedang merancangkan yang terbaik untuk setiap kehidupan kita. Seperti Abraham, teladan iman, dalam Kejadian 12: 1-7, ada kisah luar biasa tentang Abram (yang kemudian menjadi Abraham) dipanggil oleh Allah ke negeri yang jauh dan tidak dikenal. The most important thing is “Abram pergi, seperti yang Tuhan katakan kepadanya.” Apabila Tuhan menyuruh kita pergi walaupun itu tidak kita mengerti, tidak bisa kita bayangkan apa yang akan terjadi, tetapi jika Tuhan di sana, ada sebuah kepastian akan rahmat dan penjagaan dan perkenanan Allah. Abram berkata ya kepada Tuhan dan memberi contoh bagi kita sebuah iman yang harus kita teladani. Tentu saja selalu lebih mudah untuk hidup di zona nyaman, tidak ada resiko dan tidak mengambil keputusan-keputusan baru dan hidup dengan cara yang sama dan tetap dalam situasi yang sama. Masuk dalam situasi baru akan menghasilkan tekanan-tekanan baru, tetapi kalo itu memberikan harapan-harapan baru dan juga peluang-peluang baru bukankah seharusnya kita mengusahakannya ?
Ketika Abram disuruh pergi, Tuhan tidak memberi banyak informasi kepada Abram. Dia hanya berkata, “Pergilah … dan aku akan menunjukkannya kepadamu!” Dan Abram melakukan apa yang diminta Tuhan untuk dilakukan. Itulah iman, mematuhi tanpa mengerti, percaya tanpa memegang jaminan, melakukan walaupun tidak banyak yang melakukan. Bukan sebuah cara hidup yang mudah, karena itu perlu untuk bergantung pada Tuhan dan berharap padanya.
Begitu banyak orang, termasuk saya, khawatir ketika kita akan pergi ke tempat-tempat dalam kehidupan kita di mana kita belum pernah pergi sebelumnya. Kita tidak berpengalaman di bidang itu dan karenanya kecenderungan alami kita adalah menolaknya dan kemudian kembali ke tempat-tempat yang kita sudah tahu dan kenal. Itu wajar, rasa takut selalu datang ketika kita menghadapi hal-hal baru. Tetapi jika Anda memikirkannya, semua yang Anda lakukan saat ini adalah sesuatu yang pada suatu waktu belum pernah Anda lakukan sebelumnya. Dalam kitab Yosua pasal yang pertama, kita melihat seorang pria yang diberi tugas besar oleh Allah — orang yang saya yakin tidak merasa siap untuk tugas besar itu. Dapatkah Anda bayangkan bagaimana perasaan Yosua ketika Musa meninggal dan Tuhan mengatakan kepadanya bahwa ia akan mengambil alih dan memimpin Israel ke Tanah Perjanjian? Dalam ayat enam, kita melihat Allah memerintahkannya: “Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab engkaulah yang akan memimpin bangsa ini memiliki negeri yang Kujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyang mereka untuk diberikan kepada mereka.” Sebagai anak muda yang tiba-tiba harus menjadi pucuk pimpinan dan melakukan tugas besar, saya rasa membutuhkan lebih dari sekedar keberanian untuk maju melangkah, tetapi saya percaya Yosua justru mengerti bagaimana meletakkan ketakutannya kepada Tuhan. Adalah wajar untuk khawatir tetapi tidak baik untuk menyerah kepada ketakutan. Kita harus meletakkan ketakutan kita di kaki Tuhan dan melangkah maju bersama Dia, “Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.” Tuhan tidak pernah berhenti membuat saya takjub dengan apa yang dia izinkan seseorang lakukan kalo saja mereka berani melangkah keluar dengan iman. Alih-alih takut akan hal-hal baru, Anda dan saya harus bersemangat tentang tantangan dan peluang baru yang muncul dalam hidup kita. Bahkan ketika semua orang mengatakan kepada kita bahwa itu tidak mungkin, jika kita akan melangkah dengan iman seperti Abraham dan Yosua mengikuti Tuhan, Dia akan memberi kita rahmat untuk maju.
Ebenezer! Is the word that describe my gratitude and feeling as of today. Ebenezer is the mark. Mark of how GOD has helped me to walk into the unknown. Today i can see all that had happened is to shape me as who i am now. The picture above is the marks of what had happened in the last 20 years, 1999 the year when i got my calling to be a pastor, that year the Christmas celebration was titled “HOPE BEYOND 2000”. I still remembered i edit a lot of movie for the celebration, i choreographed, i danced, and served with all my heart. Thinking … next year my life gonna be changed. Well, it actually didn’t change the way i want it and fast forwarding to this day, all i can say is i am grateful. Grateful for the process, for the tweaking and tuning of my character and behavior. I have a simple message: Don’t fit GOD into your plans, but fit yourself in HIS. I learned this the hard way. Ebenezer, tomorrow i am going to be bolder!
He is the alpha and omega, He is already there in 2020 to set His plan over my life. The power to step in the unknown is not in our perfection, it is in God’s providence. Be brave!
posted on Dec 31st, 2019
Leave a comment